Jumat, 24 Mei 2013

BUNGA (FLOS) bagian 1

Diposting oleh Unknown di 05.51

BUNGA (FLOS)
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya yang telah dibicarakan dimuka, merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan (untuk menyerap makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan hidupnya, pernafasan, pertumbuhan, dll) tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan : yang bersifat vegetatif dan yang generatif.
Alat perkembagbiakan generatif itu bentuk dan susunanya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian (penyerbukan) dan pembuhanan  akan menghasilkan bagian-bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang didalamnya tekandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi  tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting.
Seperti telah berulang kali diketengahkan, bagian pokok tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, dan daun, setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi, yang memang demikianlah keadaannya.
Dalam uraian mengenai kuncup, telah kita ketahui bahwa ada kuncup yang dapat menjadi bunga yaitu kuncup bunga (alabastrum atau gemma florifera), ada pula yang hanya merupakan cabang baru, ada pula yang menjadi cabang baru dengan bunga.
Jika kita memperhatikan susunan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Tunas ang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu biasanya batangnya lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan dasar bunga, sedang daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun, hanya bentuk dan warnanya berubah, dan sebagian lagi mengalami metamorfosis menjadi bagiab-bagian yang memainkan peranan dalam peristiwa-peristiwa yang akhirnya akan menghasilkan calon individu baru tadi.
Berhubung dengan terhentinya pertumbuhan batang, maka ruas-ruas menjadi amat pendek, sehingga bagian-bagian tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga ini dibedakan :
a.       bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka Michelia champaka L.
b.      bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis), misalnya bunga terong (Solanum melongena L), bakung (Hymenocallis littoralis Salisb)
c.       bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran dan sebagian lainnya terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya bunga sirsak (Annona muricata L)
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupkan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari satu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah:
-          bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya
-          warnanya
-          baunya
-          ada dan tidak adanya madu maupun zat lain
Demikian karakteristik sifat-sifat tersebut untuk setiap jenis atau segolongan tumbuhan, sehingga sifat-sifat bunga merupakan tanda pengenal pertumbuhan paling utama.
            Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl) tetapi umumnya suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hnaya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu  bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat, sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atang cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
a.          bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat tadi, kembang merak (Caesalpinia pulcherima Swartz)
b.          bunga diketiak daun (flos laterallis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), kembang telang (Clitora ternatea L)
dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu dapat :
-          terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu tadi
-          berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak tersebut diatas.
Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga diketiak jelas kelihatan, bahwa di antara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk satimilsi. Walaupun demikian menurut kenyataannya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga diketiak daunnya.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :
            A. Bagian-bagianm yang bersifat batang atau cabang, yaitu :
1.      Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus comunis atau  rhachis) yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangny bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.
2.      Tangkai bunga (Ipedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya
3.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, a.l :
a.       Daun-daun pelidung (brectea), bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya
b.      Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, dibagian atas tangkai bunga.
c.       Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu bekum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos nucifera L), iles-iles (Amorphophallus variabillis Bl.)
d.      Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus anuus L.)
e.       Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossyplum sp)
f.       Daun-daun kelopak (sepalae)
g.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h.      Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya,
i.        Benang-benang sari (srtamina)
j.        Daun-daun buah (carpella)

Bagian – bagian bunga majemuk dibawah huruf B dari g s/d j akan dibicarakan kemudian dengan lebih luas, dan dari bagian-bagian tesebut benang sari dan daun-daun buah tak tampak lagi sifatnya sebagai daun.
Telah dikemukakan tadi, bahwa ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi, berpengaruh pula terhadap urut-urutan  mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Bertalian dengan sifat-sifat itu bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan :
a.      Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa, inflorescentia bortyoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah keatas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak terbatas, lagipula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan Inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada ; kembang merak (caesalpinia pulcherima  Swartz), mangga (Mangifera indica L)
b.      Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas), oleh sebab itu dinamakan: inflorescentia centrifuga.
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga maacam:
1.      yang berifsifat: ”monochsial”,jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang) , tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae), kapas (cossypiumsp.),
2.      yang bersifat: “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbukan dengan bunga berbibir (Labiatea), dll
3.      yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar letak dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginyapada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga majemuk oleander (Nerium oleander L)
c.    Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak terbatas.
Bunga majemuk yang dibedakan dalam ketiga golongan tersebut diatas masing-masing dapat lagi dibedakan dalam beberapa ragam. Berikut akan diberikan suatu ikhtsar berbagai macam bunga majemuk yang dapat kita jumpai pada tumbuhan.
a.        Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides, inflorescentia cebtripetala)
Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang :
I.               Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.      tandan (recemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkainya. Kita dapat pula mengatakan, ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima Swartz.)
2.      bulir (spicap), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)
3.      untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper betle L)
4.      tongkol (spadix), seperti bulir tetapi ibu tangkai besar tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada iles-iles (amorphophallus variabillis Bl.), jagung (zea mays), tetapi hanya bunga betina.
5.      Bunga payung (Umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak terbatas, yang dari ujung ibu tangkainyamengeluarkan cabang-cabang yang sama panjanganya. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Bunga payung terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae, misalnya : daun kaki kuda (Centella asiatica Urb)
6.      Bunga cawan (carymbus atau  anthodium), yaitu suatu bungan majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada pula kalanya tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapat daun –daun pembalut (Involucrum). Selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita dapati dua macam bunga yaitu :
-          Bunga pita : bunga yang mandul yang tedapat sepanjang tepi cawan, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pinggir (flos marginalis), yang seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pita (flos ligulatus)
-          Bunga tabunga, yaitu bunga-bunga yang terdapat diatas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan berbentuk tabung. Oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
7.      bunga bongkol (capitulum), suatu bunga majemuk yang menyerupai cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bentuk bunga majemuk yang demikian ini umum terdapat pada suku Mimasaceae, misalnya Lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petal (Parkia speciosa Hassk) dll.
8.      Bunga periuk (hypanthodium), bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu :
-          Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat atau silinder. Daun-daun pembalut tidak ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya terdapat pada keluwih (Artocarpus communis Forst), nangka (Artocarpusn intregra Merr)
-          Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak diluar, misalnya pada lo (Ficus glomerata Roxb), awar-awar (Ficus septica Burm.) dan marga lo (Ficus sp) umumnya.
II.           Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
Dalam golongan ini dapat disebut :
1.      Malai (panicula), demikian mengadakan percabangan secara monopoduial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatnkan bentuk sebagai atau limas, misalnya bunga mangga (Mangifera indica L).
2.      Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung, misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.), kirinyu (Sambucus javanica BL)
3.      Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga  payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellula). Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut (involucrum), demikian pula pada pangkal percabangan berikutnya, hanya daun-daunnya lebih kecil (involucellum). Bunga payung bertingkat atau majemuk terdapat misalnya pada adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan wortel (Daucus carota L)
4.      Bunga tongkol majemuk, yaitu  bunga tongkol, yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, terdapat misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L), dan palma (Plamae) umumnya suatu tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal, dan kuat.
5.      Bulir majemuk, jika ibu tangjkai bunga bercabang-cabang danmasing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays L.) yang jantan, dan bunga berbagai jenis rumput (Gramineae).
b.    Bunga majemuk bertata (Inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga)
1.      Anak payung menggarpu (dichasium). pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing emendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, seperti misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cicinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya, cabang-cabangnya bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti kekiri dan kekanan. Bunga yang demikian ini antara lain terdapat pada buntut tikus (Heliotropium indicum L)
3.      Bunga sekrup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk kekiri dan kekanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut sebesar 90ยบ, sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita akan mengadakan gerakan seperti  sekerup atau spiral, misalnya bunga kenari (Canarium commune L)
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak apada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada satu budang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya, terdapat antara lain pada tumbuhan suku Iridaceae
c.    Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk  berbatas dan tak berbatas. Bunga johar misalnya, inbu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (Ixora paludosa Kurz) seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi bagian-bagiannya menggarpu. Bunga kenari (Canarium commune L) mempunyai susunan seperti malai, tetapi ujungnya berupa sekerup.
Demikian beberapa contoh untuk memperoleh gambaran mengeai yang dinamakan bunga majemuk campuran.
d.      Lain-lain bunga majemuk
1.      Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster). Pada bunga ini tampaknya seperti ibu tangkainya berbuku-buku, dan pada buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), tetapi sesungguhnya pada tempat di ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa cabang yang masing-masing cabang itu merupakan suatu anak payung. Misalnya pada remujung (Orthoshipon stamineus Benth) dan tumbuhan suku Labiatae umumnya.
2.      Lembing  (anthela),  jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang yang diatasnya, terdapat pad bunga Juncus dan Luzula.
3.      Tukal (glomerulus), suatu bunga majemuk yang bisanya bersifat berbatas (cymosus), terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami (Boehmeria nivea Gaud)
4.      Berkas (fassiculus), juga suatu bunga majemuk yang umumnya bersifat berbatas (cymosus) dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besat daripada bunga pada tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang menarik, misalnya pada jadam (Rhoeo discolor Hance)

0 komentar:

Posting Komentar

 

ShiningSHINee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea