BUNGA (FLOS)
Akar, batang, daun, serta
bagian-bagian tumbuhan lainnya yang telah dibicarakan dimuka, merupakan
bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan
(untuk menyerap makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan
yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan hidupnya, pernafasan, pertumbuhan,
dll) tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat
tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat
vegetatif.
Sebelum suatu tumbuhan mati,
biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Alat-alat demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum
reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan : yang bersifat vegetatif
dan yang generatif.
Alat perkembagbiakan generatif itu
bentuk dan susunanya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya, tetapi bagi
tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang
kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah
tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat
bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian (penyerbukan) dan pembuhanan akan menghasilkan bagian-bagian tumbuhan yang
kita sebut buah, yang didalamnya tekandung biji, dan biji inilah yang nanti
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang
amat penting.
Seperti telah berulang kali
diketengahkan, bagian pokok tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam, yaitu akar,
batang, dan daun, setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga
bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula
merupakan suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi,
yang memang demikianlah keadaannya.
Dalam uraian mengenai kuncup, telah
kita ketahui bahwa ada kuncup yang dapat menjadi bunga yaitu kuncup bunga (alabastrum atau gemma florifera), ada pula yang hanya merupakan cabang baru, ada
pula yang menjadi cabang baru dengan bunga.
Jika kita memperhatikan susunan
suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga bunga adalah penjelmaan suatu tunas
(batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan
kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan
pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Tunas ang mengalami perubahan
bentuk menjadi bunga itu biasanya batangnya lalu terhenti pertumbuhannya,
merupakan tangkai dan dasar bunga, sedang daun-daunnya sebagian tetap bersifat
seperti daun, hanya bentuk dan warnanya berubah, dan sebagian lagi mengalami
metamorfosis menjadi bagiab-bagian yang memainkan peranan dalam
peristiwa-peristiwa yang akhirnya akan menghasilkan calon individu baru tadi.
Berhubung dengan terhentinya
pertumbuhan batang, maka ruas-ruas menjadi amat pendek, sehingga bagian-bagian
tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Bertalian dengan
letak dan susunan bagian-bagian bunga ini dibedakan :
a.
bunga yang bagian-bagiannya tersusun
menurut garis spiral (acyclis),
misalnya bunga cempaka Michelia champaka L.
b.
bunga yang bagian-bagiannya tersusun
dalam lingkaran-lingkaran (cyclis),
misalnya bunga terong (Solanum melongena L),
bakung (Hymenocallis littoralis Salisb)
c.
bunga yang sebagian bagian-bagiannya
duduk dalam lingkaran dan sebagian lainnya terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya bunga sirsak (Annona muricata L)
Mengingat pentingnya bunga bagi
tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupkan penyesuaian untuk
melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang
sebaik-baiknya. Umumnya dari satu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah:
-
bentuk bunga seluruhnya dan bentuk
bagian-bagiannya
-
warnanya
-
baunya
-
ada dan tidak adanya madu maupun zat
lain
Demikian karakteristik sifat-sifat
tersebut untuk setiap jenis atau segolongan tumbuhan, sehingga sifat-sifat
bunga merupakan tanda pengenal pertumbuhan paling utama.
Jumlah
Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya
hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl) tetapi umumnya suatu tumbuhan dapat
ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hnaya menghasilkan satu bunga saja
dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai
satu bunga saja, biasanya bunga itu
terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat, sebagian bunga-bunga
tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atang
cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
a.
bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat
tadi, kembang merak (Caesalpinia
pulcherima Swartz)
b.
bunga diketiak daun (flos laterallis atau flos axillaris), misalnya pada kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L),
kembang telang (Clitora ternatea L)
dari itu pada suatu tumbuhan dapat
kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu dapat :
-
terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang
sepatu tadi
-
berkumpul membentuk suatu rangkaian
dengan susunan yang beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia),
misalnya pada kembang merak tersebut diatas.
Bunga
Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Suatu bunga majemuk harus dapat
dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu
cabang dengan sejumlah bunga diketiak jelas kelihatan, bahwa di antara
bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa
yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung
bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada
daunnnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna
sebagai alat untuk satimilsi. Walaupun demikian menurut kenyataannya seringkali
tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai
bunga-bunga diketiak daunnya.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya
dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :
A. Bagian-bagianm yang bersifat
batang atau cabang, yaitu :
1.
Ibu
tangkai bunga (pedunculus,
pedunculus comunis atau rhachis) yaitu bagian yang biasanya
merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu
tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangny bercabang lagi, dapat pula
sama sekali tidak bercabang.
2.
Tangkai
bunga (Ipedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang
mendukung bunganya
3.
Dasar
bunga (receptaculum),
yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, a.l :
a.
Daun-daun
pelidung (brectea), bagian-bagian
serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai
bunganya
b.
Daun
tangkai (bracteola),
yaitu
satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji
belah (Dicotyledoneae) biasanya
terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang
pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median,
dibagian atas tangkai bunga.
c.
Seludang
bunga (spatha), yaitu
daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk
waktu bekum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos nucifera L), iles-iles (Amorphophallus
variabillis Bl.)
d.
Daun-daun
pembalut (bractea
involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung
yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus anuus L.)
e.
Kelopak
tambahan (epicalyx),
yaitu
bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran
dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossyplum sp)
f.
Daun-daun
kelopak (sepalae)
g.
Daun-daun
mahkota atau daun
tajuk (petalae)
h.
Daun-daun
tenda bunga (tepalae),
jika
kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya,
i.
Benang-benang
sari (srtamina)
j.
Daun-daun
buah (carpella)
Bagian – bagian bunga majemuk
dibawah huruf B dari g s/d j akan dibicarakan kemudian dengan lebih luas, dan
dari bagian-bagian tesebut benang sari dan daun-daun buah tak tampak lagi
sifatnya sebagai daun.
Telah dikemukakan tadi, bahwa ibu
tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan dapat pula tidak.
Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang bercabang memperlihatkan cara
percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah cabang, panjangnya
dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi, berpengaruh
pula terhadap urut-urutan mekarnya
masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Bertalian dengan sifat-sifat itu
bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan :
a. Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa,
inflorescentia bortyoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu
tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi
atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal”
(semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga
majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah keatas. Jika ujung ibu tangkai tak
mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak terbatas,
lagipula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang
terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar
mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat
demikian ini dinamakan Inflorescentia
centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada ; kembang
merak (caesalpinia pulcherima Swartz), mangga (Mangifera indica L)
b. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa atau
inflorescentia centrifuga, inflorescentia
definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup
dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu
tangkai ini dapat pula bercabang-cabang dan cabang-cabang tadi seperti ibu
tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk
yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok
atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas), oleh
sebab itu dinamakan: inflorescentia
centrifuga.
Melihat
jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam
tiga maacam:
1. yang
berifsifat: ”monochsial”,jika ibu
tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang) , tetapi
tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya.
Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya
mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada
berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae), kapas (cossypiumsp.),
2.
yang bersifat: “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar
dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbukan dengan bunga berbibir (Labiatea), dll
3.
yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar letak dari dua cabang
pada suatu tempat yang sama tingginyapada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga
majemuk oleander (Nerium oleander L)
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu
bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas
maupun sifat bunga majemuk tak terbatas.
Bunga majemuk yang dibedakan dalam
ketiga golongan tersebut diatas masing-masing dapat lagi dibedakan dalam beberapa
ragam. Berikut akan diberikan suatu ikhtsar berbagai macam bunga majemuk yang
dapat kita jumpai pada tumbuhan.
a.
Bunga
majemuk tak terbatas (inflorescentia
racemosa, inflorescentia botryoides, inflorescentia cebtripetala)
Dalam golongan ini dapat dibedakan
lagi yang :
I.
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang,
sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.
tandan
(recemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkainya.
Kita dapat pula mengatakan, ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya
masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima Swartz.)
2.
bulir
(spicap),
seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)
3.
untai
atau bunga lada (amentum),
seperti
bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal,
dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina
menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper
betle L)
4.
tongkol
(spadix), seperti bulir tetapi ibu
tangkai besar tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada iles-iles (amorphophallus variabillis Bl.), jagung
(zea mays), tetapi hanya bunga
betina.
5.
Bunga
payung (Umbella),
yaitu suatu bunga majemuk tak terbatas, yang dari ujung ibu
tangkainyamengeluarkan cabang-cabang yang sama panjanganya. Masing-masing
cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun
sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi
seperti terdapat daun-daun pembalut. Bunga payung terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae, misalnya : daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb)
6.
Bunga
cawan (carymbus atau
anthodium), yaitu suatu bungan majemuk
yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk
seperti cawan (ada pula kalanya tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk
cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada
pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapat daun –daun pembalut (Involucrum). Selain dari itu pada bunga
cawan lazimnya kita dapati dua macam bunga yaitu :
-
Bunga
pita : bunga yang mandul yang tedapat sepanjang tepi cawan,
oleh sebab itu dinamakan pula bunga
pinggir (flos marginalis), yang
seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula
bunga pita (flos ligulatus)
-
Bunga
tabunga, yaitu bunga-bunga yang terdapat diatas cawannya
sendiri (flos disci), seringkali
kecil dan berbentuk tabung. Oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Bunga inilah
yang mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat
menghasilkan buah.
7.
bunga
bongkol (capitulum), suatu
bunga majemuk yang menyerupai cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung
ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk
seperti bola. Bentuk bunga majemuk yang demikian ini umum terdapat pada suku Mimasaceae, misalnya Lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petal (Parkia speciosa Hassk) dll.
8.
Bunga
periuk (hypanthodium), bunga
ini dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu :
-
Ujung ibu tangkai menebal, berdaging,
mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh
bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat atau silinder.
Daun-daun pembalut tidak ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya terdapat
pada keluwih (Artocarpus communis
Forst), nangka (Artocarpusn intregra Merr)
-
Ujung ibu tangkai menebal berdaging,
membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya
terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak
diluar, misalnya pada lo (Ficus glomerata
Roxb), awar-awar (Ficus septica Burm.)
dan marga lo (Ficus sp) umumnya.
II.
Ibu tangkai bercabang-cabang, dan
cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada
ibu tangkainya.
Dalam
golongan ini dapat disebut :
1.
Malai
(panicula), demikian
mengadakan percabangan secara monopoduial, demikian pula cabang-cabangnya,
sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Secara
keseluruhan seringkali memperlihatnkan bentuk sebagai atau limas, misalnya
bunga mangga (Mangifera indica L).
2.
Malai
rata (corymbus
ramosus), ibu tangkai mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya
cabangnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga
seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar
atau agak melengkung, misalnya bunga soka (Ixora
grandiflora Zoll. Et Mor.), kirinyu (Sambucus
javanica BL)
3.
Bunga
payung majemuk (umbella
composita), yaitu suatu bunga payung
yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung, yang bagian-bagiannya
berupa suatu payung kecil (umbellula).
Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut (involucrum), demikian pula pada pangkal
percabangan berikutnya, hanya daun-daunnya lebih kecil (involucellum). Bunga payung bertingkat atau majemuk terdapat
misalnya pada adas (Foeniculum vulgare Mill.)
dan wortel (Daucus carota L)
4.
Bunga
tongkol majemuk, yaitu
bunga tongkol, yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing
cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, terdapat misalnya
pada kelapa (Cocos nucifera L), dan
palma (Plamae) umumnya suatu tongkol
majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal, dan
kuat.
5.
Bulir
majemuk, jika ibu tangjkai bunga bercabang-cabang
danmasing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir,
misalnya bunga jagung (Zea mays L.)
yang jantan, dan bunga berbagai jenis rumput (Gramineae).
b.
Bunga majemuk bertata (Inflorescentia cymosa, inflorescentia
centrifuga)
1.
Anak
payung menggarpu (dichasium).
pada
ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Dibawahnya terdapat dua cabang yang sama
panjangnya, masing-masing emendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar
dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, seperti misalnya
bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2. Bunga tangga atau bunga bercabang
seling (cicinnus),
yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya,
cabang-cabangnya bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk
satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti kekiri dan kekanan. Bunga yang
demikian ini antara lain terdapat pada buntut tikus (Heliotropium indicum L)
3. Bunga sekrup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang,
tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya
terbentuk kekiri dan kekanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk
sudut sebesar 90ยบ, sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita akan
mengadakan gerakan seperti sekerup atau
spiral, misalnya bunga kenari (Canarium
commune L)
4. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi
semua percabangan terletak apada satu bidang, hingga bunga seluruhnya
menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang
seling, semua percabangan terletak pada satu budang dan cabang tidak sama
panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang
sama tingginya, terdapat antara lain pada tumbuhan suku Iridaceae
c.
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu
suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dan tak berbatas. Bunga johar
misalnya, inbu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi
cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (Ixora paludosa Kurz) seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi
bagian-bagiannya menggarpu. Bunga kenari (Canarium
commune L) mempunyai susunan seperti malai, tetapi ujungnya berupa sekerup.
Demikian
beberapa contoh untuk memperoleh gambaran mengeai yang dinamakan bunga majemuk
campuran.
d. Lain-lain bunga majemuk
1.
Gubahan
semu atau karangan semu (verticillaster). Pada bunga ini tampaknya seperti ibu tangkainya
berbuku-buku, dan pada buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun
berkarang (melingkari buku-buku tadi), tetapi sesungguhnya pada tempat di ibu
tangkai yang sama tinggi ada beberapa cabang yang masing-masing cabang itu
merupakan suatu anak payung. Misalnya pada remujung (Orthoshipon stamineus Benth) dan tumbuhan suku Labiatae umumnya.
2.
Lembing (anthela), jika cabang-cabang
ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan
cabang-cabang yang diatasnya, terdapat pad bunga Juncus dan Luzula.
3.
Tukal
(glomerulus), suatu bunga majemuk yang
bisanya bersifat berbatas (cymosus),
terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat
pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami (Boehmeria nivea Gaud)
4.
Berkas
(fassiculus), juga suatu bunga majemuk
yang umumnya bersifat berbatas (cymosus)
dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besat daripada bunga pada tukal,
mempunyai tangkai yang tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang
menarik, misalnya pada jadam (Rhoeo
discolor Hance)
0 komentar:
Posting Komentar